Profil Desa Kedungsari
Ketahui informasi secara rinci Desa Kedungsari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Kelurahan Kedungsari di Magelang Utara, pusat industri tempe dan konveksi terkemuka di Kota Magelang. Dikenal sebagai "Kandang Tempe", wilayah ini memadukan potensi ekonomi UMKM yang kuat dengan inovasi layanan sosial dan pembangunan perumahan modern.
-
Pusat Ekonomi Kreatif
Kedungsari merupakan jantung industri tempe Kota Magelang, yang dirayakan melalui festival budaya "Grebeg Tempe", serta menjadi sentra penting bagi usaha konveksi
-
Inovasi Layanan Masyarakat
Wilayah ini menjadi percontohan dalam layanan kesehatan dasar melalui Posyandu Kasih Ibu, yang meraih penghargaan tingkat provinsi berkat program inovatifnya
-
Pembangunan Perkotaan yang Inklusif
Adanya pembangunan Rumah Khusus (Rusus) oleh Kementerian PUPR menunjukkan komitmen dalam menyediakan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan mengatasi tantangan perumahan

Kelurahan Kedungsari, yang berlokasi di Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah, telah lama dikenal sebagai salah satu pilar ekonomi dan sosial di kawasan tersebut. Dengan identitas kuat sebagai "Kandang Tempe", kelurahan ini bukan hanya menjadi pusat produksi tempe terbesar di Kota Magelang, tetapi juga sebuah contoh nyata perpaduan antara kearifan lokal, geliat ekonomi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta inovasi dalam layanan publik yang berhasil meningkatkan kualitas hidup warganya. Perkembangan terkininya menunjukkan transformasi menuju kawasan urban yang modern dan inklusif, tanpa meninggalkan akar budayanya.
Kelurahan Kedungsari menjelma menjadi sebuah wilayah yang dinamis, di mana tradisi dan modernitas berjalan beriringan. Di satu sisi, aroma khas kedelai dari ratusan perajin tempe menjadi penanda aktivitas ekonomi yang telah mendarah daging. Di sisi lain, berbagai program pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat terus digalakkan, menjadikan Kedungsari sebagai salah satu kelurahan paling progresif di Kota Magelang. Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan partisipasi aktif masyarakat dalam setiap agenda pembangunan.
Geografi dan Demografi: Posisi Strategis di Gerbang Utara Kota Magelang
Secara geografis, Kelurahan Kedungsari menempati posisi yang strategis di bagian utara Kota Magelang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Magelang, luas wilayah Kelurahan Kedungsari yaitu 1,32 km². Wilayahnya berbatasan langsung dengan wilayah administrasi lain yang menunjang interaksi ekonomi dan sosial.
Batas-batas administratif Kelurahan Kedungsari berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 ialah:
Sebelah Utara: Berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Magelang
Sebelah Timur: Berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Magelang
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kelurahan Wates
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kelurahan Kramat Utara
Berdasarkan data proyeksi Sensus Penduduk 2020 oleh BPS, jumlah penduduk di Kelurahan Kedungsari tercatat sebanyak 7.082 jiwa. Dengan luas wilayah 1,32 km², maka kepadatan penduduk di kelurahan ini mencapai sekitar 5.365 jiwa per km². Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, mencerminkan karakter kawasan perkotaan yang padat dengan aktivitas permukiman dan ekonomi. Struktur demografi yang dinamis ini menjadi modal sekaligus tantangan bagi pemerintah kelurahan dalam menyediakan layanan publik yang memadai dan merata bagi seluruh warganya.
Pemerintahan dan Inovasi Layanan Publik
Roda pemerintahan di Kelurahan Kedungsari berjalan di bawah naungan Kecamatan Magelang Utara dan Pemerintah Kota Magelang. Struktur organisasi kelurahan dirancang untuk memberikan pelayanan yang efisien dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, mulai dari administrasi kependudukan, perizinan, hingga fasilitasi program-program pembangunan. Kantor kelurahan berfungsi sebagai pusat layanan dan koordinasi bagi seluruh Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) yang ada di wilayahnya.
Salah satu prestasi paling menonjol dari Kelurahan Kedungsari dalam bidang layanan publik datang dari sektor kesehatan. Posyandu Kasih Ibu RW 02 berhasil menjadi representasi Kota Magelang dalam Lomba Pelaksana Terbaik Posyandu Tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2023. Keberhasilan ini bukan tanpa alasan. Posyandu Kasih Ibu dikenal luas karena inovasi-inovasinya yang luar biasa dalam melayani kesehatan ibu dan anak.
Mengutip pernyataan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Magelang, Niken Ichtiaty Nur Aziz, saat penilaian lomba pada Juli 2023, "Kedungsari terpilih karena memenuhi kriteria yang disyaratkan Provinsi Jawa Tengah dan memiliki inovasi luar biasa. Harapannya ini bisa memberikan semangat bagi posyandu yang lain di Kota Magelang."
Inovasi yang dimaksud mencakup program "Gerakan Masyarakat dan Keluarga Peduli ASI (Gemakapitasi)" dan "Si Pitung", sebuah akronim untuk program kesehatan lainnya. Siti Fatimah, Ketua Posyandu Kasih Ibu, menjelaskan bahwa layanan mereka tidak hanya terbatas pada bayi dan balita, tetapi juga mencakup ibu hamil, ibu nifas, pasangan usia subur (PUS), dan wanita usia subur (WUS), yang terintegrasi dengan layanan Pos PAUD Kasih Ibu. Capaian ini menegaskan bahwa Kedungsari tidak hanya unggul dalam ekonomi, tetapi juga dalam pembangunan sumber daya manusia melalui layanan kesehatan dasar yang kreatif dan berdampak.
Potensi Ekonomi: "Kandang Tempe" dan Sentra Konveksi yang Terus Menggeliat
Denyut ekonomi Kelurahan Kedungsari tidak dapat dipisahkan dari identitasnya sebagai "Kandang Tempe". Julukan ini merujuk pada statusnya sebagai sentra industri tempe terbesar dan tertua di Kota Magelang. Ratusan perajin tempe, dari skala rumahan hingga industri menengah, tersebar di berbagai sudut kelurahan, khususnya di Kampung Menowo. Aktivitas produksi tempe tidak hanya menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar warga, tetapi juga membentuk ekosistem ekonomi yang melibatkan pemasok kedelai, perajin ragi, hingga distributor. Kualitas tempe dari Kedungsari telah diakui luas dan dipasarkan ke berbagai wilayah di sekitar Magelang.
Untuk merayakan dan memperkuat identitas ini, masyarakat setempat secara rutin menggelar "Kirab Budaya Grebeg Tempe". Acara ini merupakan sebuah festival budaya yang menampilkan gunungan raksasa yang tersusun dari ribuan tempe, yang kemudian diarak keliling kampung dan menjadi rebutan warga. Grebeg Tempe bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah pernyataan budaya dan strategi promosi yang efektif untuk menegaskan Kedungsari sebagai pusat tempe berkualitas.
Selain industri tempe, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Magelang juga menetapkan Kelurahan Kedungsari sebagai salah satu sentra industri konveksi. Keberadaan puluhan usaha jahit dan garmen menunjukkan diversifikasi ekonomi yang berjalan baik di wilayah ini. Usaha konveksi ini menyerap tenaga kerja lokal dan melayani berbagai pesanan, mulai dari seragam sekolah, pakaian jadi, hingga produk tekstil lainnya, yang turut menyumbang pada perputaran ekonomi kelurahan.
Kehidupan Sosial dan Lingkungan
Kehidupan sosial di Kelurahan Kedungsari diwarnai oleh semangat gotong royong dan kepedulian komunal yang tinggi. Salah satu wujud nyata dari semangat ini ialah partisipasi aktif warga dalam menjaga kebersihan lingkungan, khususnya sungai. Bekerja sama dengan Komunitas Kali Bersih Kota Magelang (KKBM), warga secara berkala mengadakan kegiatan "Njegur Kali", sebuah aksi kolektif membersihkan aliran sungai yang melintasi permukiman mereka.
Kegiatan ini menunjukkan kesadaran lingkungan yang mulai tumbuh di tengah masyarakat urban. Petrus Nano, Ketua KKBM, dalam sebuah kesempatan mengapresiasi inisiatif warga RW 05 Kedungsari. Baginya, kesadaran warga untuk merawat kebersihan sungai merupakan upaya penting untuk "membumikan sungai sebagai cermin budaya dan peradaban". Kolaborasi semacam ini menjadi fondasi penting dalam menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan nyaman di tengah kepadatan penduduk.
Pembangunan Infrastruktur: Rumah Khusus untuk Masyarakat
Sebagai bagian dari upaya pemerintah pusat dan daerah dalam mengatasi tantangan perumahan di perkotaan, Kelurahan Kedungsari menjadi lokasi proyek pembangunan strategis, yaitu Rumah Khusus (Rusus) Kedungsari. Proyek yang diinisiasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) ini diserahkan kepada Pemerintah Kota Magelang pada awal tahun 2024. Pembangunan Rusus ini ditujukan khusus untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Kehadiran Rusus Kedungsari menjadi solusi konkret untuk mengurangi angka backlog perumahan di Kota Magelang yang jumlahnya mencapai ribuan. Dibangun dengan konsep rumah tapak yang modern dan fungsional, kompleks perumahan ini menyediakan hunian yang layak dan terjangkau. Wali Kota Magelang, Muchamad Nur Aziz, menyatakan bahwa keberadaan Rusus Kedungsari sangat membantu program pemerintah kota dalam penyediaan perumahan bagi warganya. Proyek ini tidak hanya menjadi hadiah infrastruktur, tetapi juga simbol komitmen negara dalam mewujudkan keadilan sosial melalui penyediaan papan yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai kesimpulan, Kelurahan Kedungsari, Kecamatan Magelang Utara, merupakan etalase kemajuan sebuah wilayah urban. Dengan pilar ekonomi yang kokoh pada industri tempe dan konveksi, kelurahan ini berhasil memadukannya dengan inovasi layanan publik yang membanggakan serta pembangunan infrastruktur yang berpihak pada masyarakat. Identitas "Kandang Tempe" yang dijaga melalui tradisi Grebeg Tempe, prestasi Posyandu Kasih Ibu di tingkat provinsi, serta kehadiran Rusus Kedungsari, semuanya menjadi bukti bahwa Kedungsari terus bergerak maju, membangun masa depan yang lebih baik bagi warganya dengan tetap berpijak pada nilai-nilai kearifan lokal.